Stasi Santo Agustinus Sungai-Gewerpe
PAROKI SANTO YOSEP FAKFAK
PAROKI SANTO YOSEP FAKFAK
KEUSKUPAN MANOKWARI- SORONG
Kisah dan Latar
Belakang St.
Agustinus
Agustinus dilahirkan pada tanggal 13 November 354 di
Tagaste, Algeria, Afrika Utara.Ayahnya bernama Patrisius, seorang kafir.Ibunya
ialah St . Monika, seorang Kristen yang saleh.St. Monika
mendidik ketiga putera-puterinya dalam iman Kristen.Namun demikian, menginjak
dewasa Agustinus mulai berontak dan hidup liar. Pernah suatu ketika ia dan
teman-temannya yang tergabung dalam kelompok “7 Penantang Tagaste” mencuri
buah-buah pir yang siap dipanen milik Pak Tallus, seorang petani miskin, untuk
dilemparkan kepada babi-babi.
Pada umur 29 tahun Agustinus dan Alypius, sahabatnya, pergi
ke Italia.Agustinus menjadi mahaguru terkenal di Milan.Sementara itu, hatinya
merasa gelisah. Sama seperti kebanyakan dari kita di jaman sekarang, ia
mencari-cari sesuatu dalam berbagai aliran kepercayaan untuk mengisi kekosongan
jiwanya. Sembilan tahun lamanya Agustinus menganut aliran Manikisme, yaitu
bidaah yang menolak Allah dan mengutamakan rasionalisme.Tetapi tanpa kehadiran
Tuhan dalam hidupnya, jiwanya itu tetap kosong. Semua buku-buku ilmu
pengetahuan telah dibacanya, tapi ia tidak menemukan kebenaran dan ketentraman
jiwa.
Sejak awal tak bosan-bosannya ibunya menyarankan kepada
Agustinus untuk membaca Kitab Suci di mana dapat ditemukan lebih banyak
kebijaksanaan dan kebenaran daripada dalam ilmu pengetahuan.Tetapi, Agustinus
meremehkan nasehat ibunya. Kitab Suci dianggapnya terlalu sederhana dan tidak
akan menambah pengetahuannya sedikit pun.
Pada usia 31 tahun Agustinus mulai tergerak hatinya untuk
kembali kepada Tuhan berkat doa-doa ibunya serta berkat ajaran St. Ambrosius, Uskup kota Milan. Namun demikian ia
belum bersedia dibaptis karena belum siap untuk mengubah sikap hidupnya. Suatu
hari, ia mendengar tentang dua orang yang serta-merta bertobat setelah membaca
riwayat hidup St. Antonius Pertapa. Agustinus merasa malu.“Apa ini yang
kita lakukan?” teriaknya kepada Alypius.“Orang-orang yang tak terpelajar
memilih surga dengan berani.Tetapi kita, dengan segala ilmu pengetahuan kita,
demikian pengecut sehingga terus hidup bergelimang dosa!” Dengan hati yang
sedih, Agustinus pergi ke taman dan berdoa, “Berapa lama lagi, ya Tuhan?
Mengapa aku tidak mengakhiri perbuatan dosaku sekarang?” Sekonyong-konyong ia
mendengar seorang anak menyanyi, “Ambillah dan bacalah!” Agustinus mengambil
Kitab Suci dan membukanya tepat pada ayat, “Marilah kita hidup dengan sopan
seperti pada siang hari… kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan
senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.”
(Roma 13:13-14). Ini dia! Sejak saat itu, Agustinus memulai hidup baru.
Pada
tanggal 24 April 387 Agustinus dibaptis oleh Uskup Ambrosius.Ia memutuskan
untuk mengabdikan diri pada Tuhan dan dengan beberapa teman dan saudara hidup
bersama dalam doa dan meditasi. Pada tahun 388, setelah ibunya wafat, Agustinus
tiba kembali di Afrika.Ia menjual segala harta miliknya dan membagi-bagikannya
kepada mereka yang miskin papa. Ia sendiri mendirikan sebuah komunitas
religius. Atas desakan Uskup Valerius dan umat, maka Agustinus bersedia menjadi
imam. Empat tahun kemudian Agutinus diangkat menjadi Uskup kota Hippo.
Semasa
hidupnya Agustinus adalah seorang pengkhotbah yang ulung.Banyak orang tak
percaya kembali ke gereja Katolik sementara orang-orang Katolik semakin
diperteguh imannya. Agustinus menulis surat-surat, khotbah-khotbah serta buku-buku
dan mendirikan biara di Hippo untuk mendidik biarawan-biarawan agar dapat
mewartakan injil ke daerah-daerah lain, bahkan ke luar negeri. Gereja Katolik
di Afrika mulai tumbuh dan berkembang pesat.
Di
dinding kamarnya, terdapat kalimat berikut yang ditulis dengan huruf-huruf yang
besar: “Di sini kami tidak membicarakan yang buruk tentang siapa pun.”
“Terlambat aku mencintai-Mu, Tuhan,” serunya kepada Tuhan suatu
ketika.Agustinus menghabiskan sisa hidupnya untuk mencintai Tuhan dan membawa
orang-orang lain untuk juga mencintai-Nya.
Agustinus wafat pada tanggal 28 Agustus 430 di Hippo dalam
usia 76 tahun. Makamnya terletak di Basilik Santo Petrus. Kumpulan surat,
khotbah serta tulisan-tulisannya adalah warisan Gereja yang amat berharga. Di
antara ratusan buku karangannya, yang paling terkenal ialah
“Pengakuan-Pengakuan” (di Indonesia diterbitkan bersama oleh
Penerbit Kanisius dan BPK Gunung Mulia) dan “Kota Tuhan”.Santo Agustinus
dikenang sebagai Uskup dan Pujangga Gereja serta dijadikan Santo pelindung para
seminaris.Pestanya dirayakan setiap tanggal 28 Agustus.
Jadi
tidak peduli berapa jauh kamu menyimpang dari Tuhan, Ia selalu siap untuk
membawamu kembali. Sama seperti Agustinus, seorang kafir yang dipanggil menjadi
seorang Uskup, kamu pun juga dapat bertumbuh dalam kasih dan kuasa Tuhan.
Iman sejati sungguh
sangat indah.
“Engkau telah menciptakan kami bagi Diri-Mu, ya Allahku, dan
hati kami tiada tenang sebelum beristirahat di dalam Dikau.”
Tanggal peringatan
“ 28 Agustus “
II. Selayang Pandang Gereja Stasi Santo Agustinus Gewerpe
Gewerpe berasal dari bahasa Fakfak
yaitu “ NGGEVBEIR QPEH” yaitu Kebun Pisang Hutan. Kampung Gewerpe pada waktu itu berlokasi di
Kompleks Misi Sungai sekarang.
Pada tahun 1929, Masyarakat Kampung
Gewerpe mendengar cerita dari saudara-saudara mereka di Kampung Brongkendik
dengan nama “ Romos Katolik “.
Pastor
membagi-bagi gambar Hati Kudus Yesus, mengajar tentang Yesus Kristusdan
pendidikan/sekolah. Lalu orang tua-tua dikampung mengadakan pertemuan dan
memutuskan sebagai berikut:
1. Segera
ke Kampung Brongkendik dan minta kepada Pastor agar Agama Romos Katolik masuk
di Kampung Gewerpe.
2. Minta
satu tenaga guru Agama untuk tinggal di Kampung Gewerpe dan mengajar.
3. Tim
yang berangkat ke kampung Brongkendik sebagai adalah:
a.
Aloysius Warpopor ( Ketua Tim )
b. Izaak
Ramo Warpopor
c.
Adam Nimbitkendik
d. Costan
Nimbitkendik
e.
Yonas Patiran ( Asal OFI, Teluk Patipi,
Pemilik perahu Kajang )
Setelah mereka tiba di Kampung
Brongkendik, Pastor Adrianus De Jong, MSC menerima niat suci masyarakat Kampung
Gewerpe dengan senang hati dan berjanji akan 1 tahun lagi akan memberikan
tenaga Guru dan tepat pada tanggal 8 November 1930 guru pertama Marius Welikin
tiba di Gewerpe. Pada bulan Mei 1932 Mgr. Yohanes Aerts datang mengunjungi kota
Fakfak dan berkunjung juga ke Kampung Gewerpe membicarakan tentang:
1. Pusat
pelayanan akan dipindahkan dari Kampung Brongkendik ke Kampung Gewerpe.
2. Umat
Kampung Gewerpe pindah ke kampung Gewerpe sekarang.
Pada
bulan September 1932 mulai diangkat bahan-bahan bangunan gereja dan pastoran
dari Langgur ke Kampung Gewerpe dan dibangun oleh Bruder Corn Boers.
Pembangunan gedung gereja dan pastoran dibangun selama 9 ( sembilan ) bulan.
Pada tanggal 03 Juni 1933 gedung gereja dan pastoran tersebut diberkati oleh
Pastor V.D.Rood dengan nama gereja Santa Theresia, pada kesempatan itu dibapts
80 orang ( anak-anak dan orang dewasa ) diantaranta Bapk. Markus Nadi Kamuk
Warpopor dan Hendrikus Nimbitkendik. Dan besok hari tanggal 04 Juni 1933
diberikan Komuni Pertama di gereja Stasi Sta. Theresia, pada hari itu juga
diangkat Aloysius Warpopor sebagai Tua Agama I ( pertama ) di gereja Santa
Theresia Gewerpe.
SUNGAI/GEWERPE: PUSAT
PASTORAL WILAYAH FAKFAK
Setelah
pemberkatan gereja Santa Theresia dan Pastoran pada tanggal 03 Juni 1933, maka
Pastor. A.De Jong ,MSC memindahkan pusat pastoral wilayah Fakfak dari kampung
Brongkendik ke kampung Sungai-Gewerpe.
Pada
tanggal 1935, Pastor.A.De Jong ,MSC mengirimkam 1 ( satu ) Putera Gewerpe,
tamat dari sekolah Rakyat (SR) III tahun di kampung Gewerpe, yaitu Markus Nadi
Kamuk Warpopor untuk sekolah di Langgur
Tual Maluku Tenggara.
Pada tahun 1937 daerah
Misi Papua Barat bagian Utara termasuk kepala Burungdiserahkan kepada OFM dari
MSC. Pastor Nerius Louter, OFM
ditugaskan di Fakfak menggantikan Pastor.A.De Jong,MSC.
Setelah
Pastor Neirus Louter OFM bertugas di Fakfak dan tinggal di Sungai-Gewerpe sebagai Pastor paroki wilayah Fakfak, maka
Pastor Nerius Louter OFM memberikan nama paroki: Santo Yosep Wlayah Fakfak.
Pada
tahun 1938, secara resmi Pastor Paroki Santo Yosep wilayah Fakfak yang
berkeduudkan di Gewerpe mulai Pencatatan Buku Permandian I (pertama) untuk
Wilayah Pastoral Fakfak, yang sebelumnya tercatat atau dipusatkan di
Langgur/Tual-Maluku Tenggara.
MASA DEPAN DUNIA KE II
( JEPANG)
Pada bulan Januari
1942, pasukan tentara Jepang masuk ke Indonesia, hanya dalam hitungan hari
pulau demi pulau, basis Pemerintahan Belanda jatuh ke kekuasaan Jepang. Pada Bulan April 1942, di wilayah Pastoral
Fakfak/ Paroki Santo Yosep Fakfak, telah siap untuk merayakan Pesta Paskah
(Pekan Suci):
1. Pastor
Nerius Louter OFM, bertugas di pusat Paroki wilayah Fakfak, yaitu Gereja Santa
Theresia Sungai/Gewerpe.
2. Pastor
Adelpus Van Lenwen OFM, bertugas sebagai pastor asistensi di Wilayah Mamur.
Tetapi perayaan Paskah suci pada tahun
1942 tidak bisa dirayakan karena pastor Nerius Louter OFM di jemput oleh
tentara Jepang di Gewerpe dan dan Pastor. A. Van Lenwen OFM di jemput oleh Kuri
Jepang di Mamur. Kedua pastor ono ditawan di Camp Jepang (sekarang asrama Kodim
1706 Fakfak) untuk beberapa hari kemudian dikirim ke Tantu-Ambon dan
selanjutnya dikirim lagi ke Pare-Pare (Sulawesi Tenggara) sebagai tawanan.
GEREJA
SANTA THERESIA DAN PASTORANPAROKI SANTO YOSEP WILAYAFAKFAK
DI BOM OLEH TENTARA
JEPANG
Setelah Pastor Paroki
Santo yosep Fakfak Wilayah Pastoral Fakfak Pastor Neirus Louter OFM ditangkap
dan ditawan, sehari sebelum gereja Santa Theresia dan Pastoran di bom oleh tentara
Jepang, tuagama pertama Aloysius Warpopor datang ke gereja Santa Theresia mengambi Hosti yang sudah diberkati di dalam
TABERNAKEL dan ke Pastoranmengambil Pencatatan Permandia I (pertama) dan pergi
menyembunyikan/simpan di sebuah GOA ( Di belakang SD YPPK St. Yohanes Gewerpe
sekarang ).
Sehari setelah Tuagama
Aloysius Warpopor mengamankan/menyembunyikan HOSTI dan Buku Permandian
Pencatatn pertama di GOA tersebut, lalu tentara Jepang menghancurkan ( BOM )
gereja Santa Theresia dan Pastoran, baru tuan Guru ERNEST NGOTRA yang sementara
itu bertugas di Kampung Sekru datangke kampung Gewerpe untuk melihat gereja dan
pastoran, tetapi ternyata sudah di BOM oleh tentara Jepang. Kemudian Tuagama
Aloysius Warpopor menceritakan semua kejadian yang terjadi akhirnya mereka
berdua pergi ke GOA untuk mengambil HOSTI dan Buku Permandian I, kemudian Tuan
Guru ERNES NGOTRA membawa dan mengamankan selama perang Dunia ke II/ perang
Jepang.
GEREJA DI TEMPAT
PENGUNGSIAN( GEREJA KE II )
Gereja bisa diartikan
tempat ibadat dan juga arti Gereja lebih luas Persekutuan orang-orang yang
percaya kepada Kristus.Dengan semangat dan kepercayaan bahwa” Yesus Kristus
adalah Juru Selamat”. Maka tuan Guru Ernest Ngotra dan tuagama Aloysius
Warpopor serta umta Katolik di kampung Gewerpe membangun sebuah Gereja di
tempat pengungsian mereka yaitu SALAMINTA (Kebun Pala milik Markus Nadi Kamuk
Warpopor). Perayaan ibadat sabda di pimpin oleh tuan Guru Ernest Ngotra dan
memberikan Hosti yang sudah diberkati.
GEREJA SANTA THERESIADI
DEPAN GEREJA SANTO AGUSTINUS SEKARANG
( GEREJA KE III )
Setelah Indonesia
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1045, dan hubungan transportasi kembali normal,
maka pada tanggal 16 Juli 1946 Pastor Valerius Moors OFM tiba di Fakfak. Karena
gereja dan pastoran di Sungai/Gewerpe sudah di Bom oleh tentara Jepang maka
Pastor Valerius Moors OFM tinggal di kampung Brongkendik karena gereja dan
pastorannya tidak dihancurkan oleh tentara Jepang. Namun setelah 5 (lima) bulan
di Fakfak, Pastor Valerius Moors Ofm sakit dan tepat pada tanggal 13 Desember
1946, Pastor Valerius Moors OFM wafat di RSUD Fakfak karena sakit dan
dimakamkan di kampung Brongkendik.
v Visi
Mandiri,
Solidaritas Dan Misioner
Gereja santo
agustinus gewerpe menjadi gereja yang mandiri,solidaritas dan misioner
v Misi
1.
Meningkatakan
pemahaman dan penghayatan akan ajaran Yesus Kristus
2.
Meningkatkan
pelayanan dan perhatian melalui karya- karya pendidikan, kesehatan, sosial dan
pastoral.
3.
Memotivasi umat
untuk berani membela kebenaran, kejujuran dan keadilan dalam tugas dan tanggung
jawab di lingkungan kerja
4.
Membangun hubungan
baik dengan tetangga relasi dengan orang yang berbeda suku dan agama.
Moto “ HATIKU
GELISA SEBELUM MENEMUKAN ENGKAU”
Data Umat Stasi Santo Agustinus Sungai Gewerpe
No
|
Nama lingkungan
|
Jumlah kk
|
Jumlah umat
|
||
pria
|
wanita
|
jumlah
|
|||
1
|
santo Alowisius
|
58
|
136
|
136
|
272
|
2
|
Santo Markus
|
39
|
77
|
88
|
165
|
3
|
santa Maria
|
13
|
23
|
27
|
50
|
4
|
Santa Theresia
|
35
|
80
|
76
|
156
|
jumlah
|
145
|
316
|
327
|
643
|
Ø